'Obsesif-Posesif'
Ia...
Yang tergila pada remah impian
Yang kalut pada setitik harapan
Yang kalap sebab sisa keinginan
Sekadar Ia...
Yang terus-terusan bertanya...
Yang bermain muka...
Menatap tiada, hidup dalam euforia
Hidup utopia, berkolega fatamorgana
Maka Ia sebenar apa yang ada...
Jejaka yang saban waktu dinaungi kecewa, atas apa saja...
Cela....
Dusta....
Hari-hari tak temu
Tak kunjung bersua...
Ia hidup di pojokan mimpi, yang tak kunjung terjadi...
Bila esok mati Ia menatap elegi...
Ia pula pembohong terhadap diri...
Sebab kadung melangkah tanpa arti...
Tiada yang membawa pergi...
Dan Ia bernyanyi...
Membayang rentetan hari
Beribu kesal, obsesif... sebab tiada satupun kepala sudi mengerti...
Ia bicara cinta...
Tanpa dibekali percaya, berpijak pecahan kaca
Ia bicara cita...
Tanpa alur, Ia merenangi sulfur
Kini mungkin sudah terukir jelas
Tiada guna berpikir keras
Janji t'lah hampa...
Ia bermain sandiwara...
Kepada dirinya pula...
Ia mengerti, kadung mafhum, kadung pahami...
Bahwa semua mustahil terjadi...
Maka Ia dustai diri
Bahwa cerita berjalan sesuai ekspektasi...
Supaya tak lekas hilang, lekas kecewa tanpa arti
Kini Ia ketakutan...
Kepada harapannya...
Ia fobia...
Kepada impiannya...
Ia menghardik nafas
Ketahui bahwa memang satu-satu t'lah kandas
Lamunan sudah tak miliki arti
Ia bersikeras tak berhenti...
Dan Ia berjalan berulang kali, meski cerita tertulis sama, cerita tanpa berbeda
Kini ia temui lagi mimpi
...dan kembali membohongi diri.
AL, 4/6/2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar