'Laki-Laki Tiananmen'
Sekotak penuh alun-alun dikerubung kerumun...
Orang-orang berbodong turun... sangsikan barakuda dan orasi ditatap lamun
Lamunan di selasar ubun-ubun, hirarki membusung namun matanya rabun
Maka yang ada kini derap pion puppet raja... ditemani degup para penyuara
Megaphone bernada... dikencingi mobil barakuda
Dan tapal bekas telapak diperkosa tank lapis baja...
Hari demi hari tak kunjung pasti... seorang laki-laki menasbihkan berani
Melangkah seorang diri, menatap bendera yang dihantam korosi
Ditodong moncong besi
Diberi nada salvo, namun ia tak berlari...
Ia tegak berdiri... memapah bijak ribuan kaki
Laki-laki tiananmen, terpampang pada ratusan redaksi...
Namun sayang seribu sayang
Namun sayang dibalas perang
Malam-malam yang ada hanya erang
Aku mencari catatan perihal laki-laki dari Tiananmen...
Yang entah kemana, bak hilang diurug semen...
Sajak ini dari mata...
Dari cerita
Yang dianggap tak pernah terjadi apa-apa
Cerita dari lelaki Tua
Yang kudengar mewarta perihalnya
Laki-laki tulen
Laki-laki Tiananmen.
AL, 21/5/2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar