Rabu, 25 Maret 2020

'Dewa Penguasa Raya'

Ini sajak aku cipta..
Dari panggilan para dewa
Yang memancingku bicara..
Sebab banyak cerita..
Harusnya cerminan batara kala
Kuat tiada tara..
Ya, kuat dan perkasa..
Tak sanggup kusentuh..
Atau tanganku melepuh..

Hai Tuan..
Tidurlah, meski tidur terduduk
Memang tak baik banyak mengantuk..
Hai Tuan..
Amuklah, ramai-ramai mengamuk
Tak baik amarah banyak ditumpuk
Hai Tuan..
Mintalah, apa yang diminta..
Tak adil rasanya birahimu dibagi rata
Hai Tuan..
Ambilah, bawa apa yang ada..
Tak elok rasanya kesempatan dibuang percuma

Haha.. tawaku adalah lagu untuk itu
Haha.. kebalmu segalanya kini..
Haha.. dewa-dewaku yang banyak merindu
Rindu nyanyikan lagu-lagu merdu
Rindu syahwat saru..
Rindu pulang pergi sambil lalu..
Rindu komisi, rindu setara plat nomor satu
Rindu Tuan dermawan, tuan bagi-bagi jatah modal malam minggu

Haha..
Tapi Dewa ku juga cantik dan tampan
Dewa.. yang rupawan.. mendayung sampan
Tuju peraduan, tatap impian
Impian di hati kalian
Ya.. meski impian tak kunjung sampai, setelah itu keras dijatuhkan
Hai Tuan..
Kami kalungkan..

Aku tak sanggup daya upaya
Mengalah sebagai hamba
Di ujung kaki singgasana
Sekedar pengantar pesta..

Hai Tuan.. jutaan kepala segera penuhi penjara..
Dari jari.. dan kalimatmu saja..
Hai Tuan.. jutaan mata akan mengutuk senja
Dari pelosok.. hingga gedung kota
Hai Tuan.. jangan acuh atau engkau menjelma bulan-bulanan..
Hai Tuan.. pantatmu seharga miliaran
Dari kantung kita..
Rawat dan jaga..
Kalau lepas..
Pantatmu kami sita.

AL, 15/2/2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan