Rabu, 25 Maret 2020

'...dan Beelzebub'

Tertelungkup, aku merangkak di bawah telapak-telapak, dan gombal-gombal bekas pelacur
Tanpa netra... dipaksa buta
Ku dengar di sebalik lubang-lubang menganga, dari dinding penjara...
Suara-suara memekak gendang telinga, suara-suara maling dan komplotan mafia
Di pesta perkawinan... kawinkan hasil jarah, dosa bersenggama
Kelakarnya seribu kilometer mungkin jelas terdengar, namun banyak tak menyangka
Aku berada di sampingnya, diikat tambang dan disayat senyap
Sekedar meresapi dan terbayang...
Orang-orang di sana, dikorbankan... hanya wayang-wayang martir dan pion-pion kelaparan

Sementara secara paksa dalam biorama siksa...
Aku mendengar suara-suara pesta dan kembang api, di langit kala malam-malam bersama Beelzebub dan api-api kematian...
Maka yang ku dengar sekedar suara jerit anak-anak maupun insan tanpa karib...
Insan-insan yang haknya raib..
Dan tanahnya yang diubah sedemikian rupa, sekedar replika Abu Ghraib

Telapak-telapak kaki busuk, kaki-kaki berdarah hasil injak kepala bekas tusuk...
Aku terikat tambang ditemani lantunan tembang; teriakan para tetawan
Ku raba-raba tanah, yang ada bau-bau darah, darah beserta nanah orang tak bersalah
Ku dengar pula desing eksekusi, muncratan jantung dan kepala di tonggak kayu, mati dikubur tanpa nama...
Seribu atau mungkin satu juta...
Menanti urutannya..
Sebab banyak bicara, kini tanggung resiko, tanggung luka, sebab mereka tak tanggung-tanggung bermain nyawa..
Jangan selamatkan aku hari ini... sebab tak dapat dipungkiri, ini cerita disusun tak mampu terhenti
Biar cerita dari burung-burung merpati..
Yang menjadi saksi...
Ceritakan padamu, tentang ereksi dari tirani
Sebesar Tank-tank dan barakuda mengejar Robinhood, mengejar jejak-jejak pemuda dilindas mati

Biar cerita ini tertanam bersama, kubawa mati...
Sebab ku dengar suara-suara pelor semakin mendekati...
Biar ini terjadi, tapi kuharap tak lagi untuk kesekian kali.

AL, 21/3/2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan