Rabu, 25 Maret 2020

'0°'

Hela kembang kempis nafas membalas nasib tragis
Anak adam sembab mata sendu menangis
Menjarak kepada hidup
Dan sekelibat memori mengenai hikayat yang lama tertelungkup

Sehingga ia melihat cahaya, ia bertanya kepadanya
...tak dijawabnya
Sehingga ia melihat purnama, ia menyapanya
...kemudian tak dibalas sapanya
Sehingga ia melihat matahari, ia menaruh puja
...kemudian matahari tak memperdulikannya
Sehingga ia melihat kerlip bintang di atas cakrawala, ia bertanya-tanya
...cerita pun sama saja

Ia menagih dirinya tentang arti dan jalan apa yang pasti
Ia mencari dan mendengar bisikan suara, mencari darimana asalnya hingga terbentuk kini
Kemudian ia menemukannya....
Akan detak jantungnya
Alir darahnya
Bening netranya
Fungsi inderanya
Ia berulang kali menaruh tanda tanya
Kemudian ia menemukan sesuatu
Bahwa ia merasa tercipta sebagai kreasi yang tak biasa
Pada akhirnya ia menemukannya...
Tentang Ia dan segala wujud paripurna
Bahwa ia dihidupi oleh suatu kuasa
Yang sedari lama ia ragui adanya
...
Kini jawab terkantung dalam dada
Menampak akal dan neuron dalam bestari pengelana;
Ia tak berwujud dalam pandang...
Karena pandang hanya dipermainkan nilai kesempurnaan... dan kesempurnaan adalah perspektif relatif
Ia tak mampu diterka dengan sederhana
Karena terkaan hanya akan menimbulkan macam tuduhan dan ungkapan sembarangan
Ia tak mampu dipahami hanya dengan intuisi dan perjamuan
Karena pemahaman sering bersebrangan dan perjamuan diisi oleh ragam kepentingan
....
Maka penting dimaksudkan
Agungnya tak mampu dimakzulkan
Sang anak Adam akhirnya bersua dengan jawaban
Bahwa ia tak sendirian
Bahwa nantinya ia satu garis dengan segala semesta
Satu visi dengan langit dan segala isinya
Satu wajah dengan segala beda
Maka Ia hanya mampu merenung dan bersegera menawan dirinya
Agar kelak di waktu tandangnya
Ia datang dengan roman yang semestinya.

AL, 1/9/2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan