Rabu, 25 Maret 2020

'Seharusnya Kamu Menimbang'

Lewat secarik kertas yang ku usap padanya tulisan yang takkan tuntas
Aku menyampaikan padamu...
Hal yang mesti kamu tahu...

Seharusnya kamu menimbang...
Jangan menyingkap kemudian menghilang...
Ketahuilah kamu kala waktu kau bersama yang terdahulu, sedangkan aku terduduk menunggu
Sadarkah kamu?
Aku berdiri di situ, menatap ini itu, masih sama tak berubah sekian waktu
Sadarkah kamu?
Aku dilewati begitu saja dan aku dibakar oleh cemburu
Sadarkah kamu?
Bahwa aku dikhianati oleh waktu seakan empedu adalah madu

Seharusnya kamu menimbang
Sebagai secuil penghargaan, bahwa ada yang menanti meski dirinya habis dipermalukan
Seharusnya kamu menimbang
Ada hati yang gusar dan kecewa yang saban kali terlontar

Bukankah itu wajar? Menjadi sosok yang dilupa seakan hari lalu kau tak pernah sadar
Ada yang menanti, mencoba bernilai, mencoba bernalar
Bahwa Ia tak sedikitpun gentar
Dan engkau datang sebagai pikul-pikul sukar yang memantik api, mengepul kayu bakar
Seharusnya kamu menimbang
Ada yang mencoba bersabar
Meski lebur diri dalam cerita yang panjang terjabar
Seharusnya kamu menimbang
Sebelum timbul suatu perkara, bahwa ada marabahaya yang coba meluap di ubun kepala
Ada insan terkhianat, ada insan mencoba pada batasnya... pada akhirnya meluap menjadi celaka.

AL, 1/1/2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan