Senin, 23 Maret 2020

'Karousel'

...
Kemudian para cendekia saling menyabung ego sehingga muncul euforia
Tiada lagi hal bodoh tak terkira
;Selain orang yang satu kendara dalam pelana tanpa kuda
Karena sudah dijual tanpa harga
Atau dicekok perkara hingga sekarat tak bernyawa
...
Tiada alasan untuk apa dan mengapa
Selain mengais untung dan barang laba
Aku dengar molotov dilemparkan, dan timah dilepaskan
Satu-satunya yang tersisa hanya bingkai foto dari orang yang sudah jadi kerangka
Ibu pernah membisik;
"Kemudimu disetir tersangka nak, kemudimu diutak-atik kriminal"
Namun aku memilih diam
Sehingga aku merasa baik-baik saja
...
Aku enyah dari kompetisi sebab peluru salvo ternyata peluru terpidana mati
Maka aku tak heran mengapa banyak yang tergeletak, karena satu-satunya yang berarti hanya mereka yang mau diajak konspirasi
...mau diajak kompromi
...mau diajak melacur
...mau ditebusnya harga diri
...
Sehingga mereka tetap saling mengekor
Dan berlaku kotor
Sebab keuntungan itu berputar dan nafsu itu mengakar...
Sehingga mereka saling meneror
Dan saling memonitor
Sebab keuntungan tak selamanya satu nalar dan khianat bisa muncul tanpa dasar
...
Sehingga aku hembuskan nafasku sekali lagi...
Mungkin hela nafasku tak mampu bertahan lebih lama
Sebab karsinogen sudah jadi rencana
Dan arsenik ada di mana-mana
Terkhusus di dalam bilik orang yang banyak bicara

Maka diamlah saja(?)
Supaya aku tak mati dan hilang kemudian terlupa
Karena satu-satunya pihak yang mengingatku kelak;
Hanyalah orang tua, lansia dan angin lalu di naungan payung hitam depan istana.

AL, 10/9/2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan