Rabu, 25 Maret 2020

'Kala Cinta'

Dari ujung kisah cinta.. aku tak percaya, disana lahir sebuah cerita
Rasaku hanya lisan, ungkapku hanya kata
Ku katakan bagaimana terlalu banyak ku korbankan masa
Ku katakan perihal "Terlalu gila aku menunggu semenjak lama"
Apa sudi engkau kiranya?
Maka kuharap engkau menerima.. sebab aku menunggu dalam angkara

Empat mata aku bicara, kala bibir tipismu tajam hujam telinga..
Buatku merasa tiada lagi harapan
Harapan hanya prolog tiada makna
Yang selama ini mentah-mentah aku percaya

Aku tersungkur.. tersungkur hancur
Tak tahu lagi berbuat apa.. sekedar hampa dan seribu rasa kecewa
Asa kini dalam terkubur
Perihal satu juta duka, tak lagi bisa terkira

Mari sayang.. aku suguhkan.. kini kita memulai sebuah dosa, tercipta dari taklid buta
Setan bersamaku.. Ia pula mencinta
Namun dengan caranya...

Aku selalu bertanya.. mengapa tidak engkau coba menerima?
Aku tak percaya engkau berupaya membunuh rasa
Maka kini yang ku tahu hanyalah murka
Hanyalah dalih menebus segala

Kini ku genggam di antara jari
Ku hunuskan ujung belati
Apa yang cepat membuatmu tamat
Kini menancap, menembus tepat
Di jantungmu..
Di arteri..
Di garis nadi..

Engkau tersungkur..
Tak lagi bisa berbuat apa-apa
Nampak kulihat tubuhmu terbujur, penantianmu hancur
Perihal apa yang sebelumnya engkau ucap, Sayang.. kini tak lagi mampu dirimu berkata

Aku tak merasa melankoli
Aku hanya menunggumu mati
Akhir nyawa, akhir jiwa, akhir alasan kala semua bermula
Biar dirimu terbang tanpa raga, dan kini semua nampak sempurna
Biar tiada lagi rasa kecewa, seakan semua tak akan berakhir segera
Ini awal yang aku cipta.. resapi dalam lara
Tiada lagi sesal karenamu, aku hanya mengharap engkau selalu ada
Kini setan bersamaku... Ia membentak akal, Ia pula mencerca.. menghina dan mencinta

Jangan coba engkau bertanya.. semua insan akan menerima takdirnya
Aku menari menapak bekas.. di telapak kaki tanpa alas
Darah membasahi lantai, sementara engkau terlelap
Selamanya, memanggil membuai dalam senyap
Engkau kini cantik..
Sangatlah cantik..
Kudengar setan berbisik "Selesaikan, apa yang kini telah disuguhkan, hantar apa yang selama ini kau harapkan"
Tak kusangka apa yang nampak aku lihat,
tatapan kosongmu Sayang..
Bisu tanpa kata, memang benar aku tak cukup hanya melihatnya
Aku bersyair.. menghangatkan suasana
Aku tak merasa durja, karena semua memiliki waktunya
Kini setan bersamaku.. kita sama mencinta

Biar yang dingin membiru kini hangat memerah
Aku sungguh terpaku bersama ratu tanpa nyawa
Menarilah bersamaku... Tutupkan matamu..
Sayang menarilah.. Menari di akhir hayatmu

Aku tak akan membuatmu berteriak.. hingga tertutup erat atas bawah bibirmu
Aku mencintaimu.. dan akan seperti itu
Tak akan ku biarkan ada nisan, atau upacara kematian
Tinggalah selamanya..
Dan menua hanya cerita belaka.. kita abadi dalam cinta
Sayang.. berilah diriku percaya
Karena aku terlanjur tercatat dalam pintu neraka
Biar setan bersamaku.. Hingga ujung hayat berikanku nama
Yang ku tahu kita sama mencinta.. ku lihat pucat pasi kini bercahaya
Mencinta satu insan.. aku hanya tenggelam, kini aku menerima
Aku mencintaimu seperti ini adanya.. kala engkau menutup mata dengan luka menganga
Tiada bicara.. tiada detak disana, tiada kata yang ucap akar perkara

Kasihku tetaplah disini.. Bersama setiap irama yang takkan berhenti
Biarkan nanti lukamu mengering bersama kerangka..
Dan dosa yang aku cipta
Meradang denganmu.. bersama
Aku tak akan biarkan ada nisan.. atau upacara kematian
Biar setan bersamaku..
Yang aku tahu, kita sama mencinta
Dan perihal dosa..
Tinggalah saja sebuah dosa..
Lelaplah engkau di surga
Karena aku terlanjur tercatat pada pintu neraka.

AL, 2/10/2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan