Rabu, 25 Maret 2020

'Ihwal Adinda'

Jauh jua ku tahu sudah lama...
Waktu jumpa hampir waktu kian terlupa
Terakhir kali mungkin sekadar surat dan judul sastra...
Yang meraba matamu hingga mewarna retina...

Ini puisi ihwal adinda...
Yang lama tak bersua
Cinta dan realita, dua kata beda alurnya...
Cinta dan biorama... suaramu di kaca jendela
Dan lampu-lampu remang, di rumah bocor atapnya...

Tanyaku yang utama, segankah adinda?
Untuk bertandang bukan hanya berima, berpandang bukan hanya berkata, biar berkurang rindu-rindunya
Ini ihwal adinda... yang fotonya ku simpan di saku depan dada
Ini ihwal adinda... yang belo dua matanya
Yang lekuk senyumnya bak pisang raja
Ini ihwal adinda... yang pipinya bak
atap gedung parlemen
Yang manis tuturnya bak calon presiden...
Yang riang tawanya semeriah pesta panen

Ini ihwal adinda...
Sayangku tulen...
Bila perlu ku kirim ke lembaga paten...
Biar tak ada tengkulak-tengkulak asmara, yang coba menggoda...
Ini ihwal adinda...
Tak dibacapun tak mengapa
Ini tentang amar putusan...
Dari jiwa yang merindunya terdengar semesta...
Tentang cinta yang diproklamirkan frasa.

AL, 28/6/2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan