'Balada Seorang Jalang'
Kala dunia kacau balau
Di ayunan, insan itu mengigau
Berpadu dengan burung kicau..
Kudengar suara, suara-suara wanita parau
Kutanya dia dalam ragu
Kutanya dalihnya yang ku rasa menggebu
Aku mencoba tanya sebab akibat
Aku tanya apa yang kuat menggeliat
Dia menjawab:
Inilah aku.. inilah aku..
Yang lahir sebatang kara
Yang muncul begitu saja..
Ya, aku kira yang tak diinginkan dunia
Inilah aku.. inilah aku..
Yang lahir tanpa induk..
Yang rahimnya di selokan samping gubug
Akulah yang lahir dari panasnya aspal jalanan
Akulah yang lahir dari deru knalpot angkutan
Akulah yang besar dari mulut-mulut hina
Akulah yang dikecup oleh pedihnya cerca
Ya, aku.. yang sakit.. yang dicumbu ratusan berandal..
Ya, aku.. bernyanyi dalam senandung trotoar
Inilah aku.. yang berjalan dengan bau busuk
Bau-bau luka yang mengering hasil hantam majikan
Akulah.. yang murni..
Yang dibekali oleh sakit alami..
Aku yang ditanam getir
Yang pedihnya bergelambir..
Aku yang tak sanggup lagi berpikir
Aku yang sudah ditelan nadirnya takdir
Makan malamku.. sisa semalam
Makan siangku.. sisa orang-orang
Sedangkan dibelakang, yang menunggu diriku.. diriku yang dipajang
Akulah wanita tanpa nama..
Yang hadir, yang tiba-tiba ada..
Jikalau aku pinta..
Lebih baik aku tak pernah miliki jiwa
Miliki raga.. yang hanya sekedar pemuas birahi semata
Inilah aku.. aku yang satu..
Yang diperkosa waktu..
Yang menunggu..
Menunggu ajal dalam gerogotan candu
Inilah aku.. aku yang mengadu
Yang aku rasa cela di sekelilingku
Yang aku rasa, Tuhan pula membenciku
Inilah aku.. ratapan dalam palsu
Biar saja begini..
Biar saja orang-orang sibuk benahi diri
Sedang aku mati
Supaya tak kotori mimpi-mimpi
Inilah aku.. wanita yang orang bilang jalang
Yang katanya hidup dalam malam penuh erang..
Yang katanya diludahi oleh serigala hidung belang
Aku bukannya tak berang
Aku tak sanggup lagi menyerang
Aku dihimpit oleh gersang..
Gersang hidup..
Mimpiku perlahan menutup
Inilah aku.. yang berlari..
Inilah aku.. yang sampai disini
Dengan luka di telapak kaki
Dengan sakaratul maut yang setia menanti
Inilah aku.. disini aku meratapi
Dan bertanya.. apalagi yang aku nanti?
AL, 19/1/2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar