Rabu, 25 Maret 2020

'Dari Si Tumpukan Tulang'

Buat sederhana saja...
Bumi adalah kehidupan, dan padang tandus para logika
Yang satu waktu hidup bersaudara dan perang bersimbah darah
Waktu adalah ilusi dan matahari pasti dihujung mati
Cukup itu kau nikmati, jantungmu pasti terhenti
Aku tak menginginkan diri diingat, sebab mampuku hanya berpikir "Makan apa hari ini?"

Aku menjadi purba lebih cepat, lagipula itu yang pasti kau dapat
Aku menjadi batu dan tanah, karena telingaku sakit dengar caci dan umpat
Ketika aku menjadi selangkah kepada liang lahat, jangan tanya siapa aku dan siapa itu malaikat
Karena aku adalah aku, dan urusan langit biar jadi perihal ragam hikayat

Rahasia beda kepala tak perlu kau ulik, tak perlu kau ingat-ingat
Biar aku menepi... sebagai bantaran pupuk akar tanpa pestisida, sebagai alas pondasi, sebagai hara pohon dan tumpukan tulang tanpa isi.

AL, 31/12/2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan