'...dan Usai 100 Hari'
Dan usai 100 hari, sepi menjadi nyata, dan rindu menjadi-menjadi
Kepada pancang kayu di tanahmu, engkau terlelap
Engkau dipeluk erat oleh damai dan dekapan gelap
Dan usai 100 hari, ganjaran akan datang, dan wajahmu terlukis dalam cahya bintang
Mereka akan menyapamu, suratmu tersampaikan, dan do'a menjadi petunjuk jalan
Atas segala yang terlafadz, tulisan yang hanya mampu mereka baca, adalah apa yang kini kau tatap di pelupuk mata
Temui aku nanti...
Temui aku sebagai sebuah hal yang kau nanti
Terlelaplah engkau, terlelaplah dipangkuNya
Biar aku meneteskan air mata, sebagai penghantar kata, kala ucapku tak berarti apa-apa
Aku merindumu... biar ku peluk pancang kayu
Biarkan aku berbisik pada tanahmu...
Supaya sepi menjadi berarti, dan rindu tersampai tak henti
Dan usai 100 hari, pasca janji ditepati
Sepi menjadi nyata, dan rindu menjadi-jadi
Maka tunggulah kala aku pula pulang kembali
Sebagai tetamu yang kau suguhi dalam peraduan abadi
Temui aku...
Temu aku sebagai sesuatu yang kau nanti.
AL, 13/10/2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar