Rabu, 25 Maret 2020

'Setidaknya Untuk Kali Ini (2)'

Tidakkah berlebihan rupa, bahwa aku merindu tanpa celah, dan seakan terkendali olehmu? Biang segala rasa

Bila bicara antar mata adalah jawaban, berikan aku waktu, sebab aku ingin menghantar ribu kata, namun olehmu aku dihenti pula... aku tak tahu perihal apa

Aku mengira bahwa segala yang pasti terjadi seharusnya ada, namun yang ada teramat pelik, teguh aku bilang! Dan kau mengangguk seraya diam tak berkata

Terkadang tak ketahui maksudmu, tak kenali maknamu, tak sampai akalmu, bila kau tanya siapa aku dan apa mauku; aku adalah kamu dan aku berujar tanpa ragu

Setidaknya untuk kali ini...
Aku menimpakan buah sesal dalam diri, buah pahit yang ku kunyah dan ku aduk dalam konsekuensi, ialah kamu, ialah segala lara dan jalan cerita yang nyata tanpa fiksi

Aku masih berdiri dalam lantaimu, berdiri dalam terasmu, hujan dan kemarau, masa sekarang dari masa lampau, hanya menunggu satu; menunggu perihal jawabmu

Hingga aku seakan berteman semesta... aku pertanyakan perihalmu; pada angin dan suara
Hingga aku seakan berkawan jagat raya... aku mencari jawaban pada awan dan abstraknya
Aku harus menyebar surat sebagai pesan tersirat
Aku harus menyampaikan pada surya, agar surya menyampaikannya pada luna, agar luna menyampaikan padanya... Bahwa aku masih orang yang sama

Tertanda, orang yang kadarnya tak kunjung berbeda.

AL, 5/10/2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan