Rabu, 25 Maret 2020

'Payungmu Masih Hitam, Ibu'

Di gang-gang bau yang anyir tak karuan
Seorang ibu menatap lurus kearah jalan menuju istana
Merongrong gempita perihal lupa yang dijunjung bersama
"Anakku lekas pulang" memanggil dalam sayup-sayup lemah sambil menenteng bingkai foto anaknya..
Dihinggapi nyamuk-nyamuk penghisap, juga dihisap bayang-bayang pembungkaman... dihisap drakula-drakula anti masa lalu
Ku lihat dari jauh, payungmu itu.. payungmu masih hitam Ibu..

Hari ini diam.. terdiam namun bersuara..
Dari parit-parit yang dicap nista, dari mata yang terkadang tak sudi ditatap istana
Berdiri berkawan surya, merongrong jiwa supaya sadar, tak lekas tiba-tiba amnesia
Sementara payung-payung di selasar tahta masih hitam adanya..
Menunggu roh keadilan memanggil pulang..
Menunggu palu meja hijau kerangkeng para jalang
Disisi tempat pembuangan, di gang samping kuburan. kuburan tanpa nisan
Kutatap raut wajanya satu persatu..
Kulihat ratapanmu dibayang payung hitam, Ibu...

AL, 9/3/2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan