Senin, 23 Maret 2020

'Miasma'

Dia meraba...
Sekelebat ku ingat suatu kenang, memori aneh yang mustahil hilang

Dia memukul...
Dan riang bahagia menjelma negeri dongeng
Semenjak itu mentari tak pernah datang, badai tak temu usai... badaiku beruntut panjang

Dia memaki...
Apa yang Ia renggut dariku?
Tak pernah ku ketahui, namun langit di hadapanku... mereka semakin menghitam, mereka menanti di ujung jalan

Dia memandang... terus memandang
Tetapi kuingat kata Ibu, tubuh ini harusnya aku jaga, aku sayang...
Namun aku bingung, Ia mendabik telapaknya padaku saban malam

Dia memandang... terus memandang
Tetapi ku ingat kata Ibu, raga ini harusnya terlarang
Namun aku dilema, aku tak tahu mengapa... Ia menjamahku setiap sisi, sementara aku disuruhnya untuk tenang

Tak dapat mudah lekang... cerita yang kadung ditanam, aku memanennya terus menerus... hingga kini berujung temaram

Dia menyuruhku diam...
Atas segala cerita, dan segala kisah di gelapnya ruangan, namun aku tak mampu pahami... aku takut setiap kali ku ingat, acap kali Dia mengancamku mati

Aku tak melihat, tiada setan ataupun malaikat coba berbuat, aku tahu bahwa aku cukup terlambat, kini aku rasa mengerti...

Kelambu tertutup kembali, dan malam ini untuk puluhan kali, rembulan tertunduk tamat.

AL, 26/7/2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan