Rabu, 25 Maret 2020

'Melanus'

Dan maharana marcapada kadung diinjak satu anak manusia
Waktu berjalan... waktu-waktu bertandang, entah masa dahulu entah masa hadir di depan
Masa bersua harapan, namun yang hadir juta penghardikan
Satu anak manusia tergeletak dibayang ketakutan...
Menutup mata namun gelap ialah kenyataan...
Maka sama sahaja, menangis ia, menangis dalam kebutaan, kebutaan akan seruan-seruan, Ia malang disingkirkan....

Ia mencari, melangkah namun tujuan saja tak mengerti
Ia mencari uluran, namun yang bergelantung sekedar ular-ular berbisa
Yang menatapnya kemudian meninggalkan diri dalam kekalutan

Satu orang ini tak kunjung ada sudi yang melawat...
Ia hanya berdialog dengan langit dan rayap-rayap
Yang memakan kaki kursinya...
Ia berharap ada satu saja datang... sebab Ia merasa diri hilang...
Sendirian...
Ia sekadar terus-terusan menatap satu bingkai foto...
Yang sudah usang sebab debu jalanan...
Bak berhala... dianggap satu-satunya yang peduli jalan langkah

Dibawa saban waktu
Namun tak kunjung temu.

AL, 4/6/2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan