Rabu, 25 Maret 2020

'Isla De Las Muñecas'

Sebelum berlanjut, aku ingin kesepakatan...
Bahwa tiada kebohongan... jujur pada keadaan
Sebab sudah teramat sering
Kita satu meja makan
Beserta setan

Hari ini, setelah ribuan martir dipaksa kencing di jalanan
Pesingnya busuk dianggap bau perlawanan
Dan tentang bersenggama dengan calon pesakitan
Bercinta dengan buronan
Dan kebohongan pun dianggap butuh pendampingan
Membaiat kepada dinasti... membaiat diri kemudian tergeletak mati
Janji-janji, bukan tujuan bersama... tujuanmu tujuan pribadi... cita-citamu operandi swasta

Tiap malam aku tiarap merangkak, sebab langit sudah dipenuhi kawat berduri
Dan tali-tali puppet di kepala para orang-orang suci, ahli politik dan ahli teologi
Dan orang-orang yang memfatwa halal membantai saudara sendiri

Pula di sepanjang jalan, aku lihat berserakan
Sabun-sabun, bekas pakai mencuci
Mencuci fakta, mencuci barang bukti, mencuci sarung tangan, mencuci pikiran

Pulau boneka di samping kios obral senjata...
Obralkan janji-janji nirwana
Calon raja mencari sutradara...
Mencari dalang naskah drama
Sementara Ia mengkebiri akal supaya ditukar utopia
Kemudian bergegas berpaling muka
Kala ceceran arteri meluber hingga menutup logika

Pulau boneka... hikayat antah berantah dari topeng-topeng tentang tanah ramah tamah
Dikhianati syahwat-syahwat, martir menjelma mayat sementara para petinggi berebut jabat, orang dalamnya panen harkat, orang gila sembari melihat, mereka tertawa hebat.

AL, 26/5/2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan