Rabu, 25 Maret 2020

'Hok Gie'

Tiada hidup berjalan wajar
Ketika Ia berkelakar
Ia hidup di segala kematian
Ketika sunyi memena tulisan

Sulit bagi diri untuk tak perduli
Yang ia perlakukan terhadap kritik dan aksi
Ada kuda pacu berjalan sendiri
Dengan bunga layu di antara dua sisi

Yang memandanginya di tepi bantaran kali
Yang menatapnya di reyot gubug miskin
Yang menerornya dengan belati
Yang mengincarnya dengan senapan mesin

Seakan semesta memakinya
Kala ia terlibat mengangkat senjata
Senjata yang berada di tulisan berbahaya
Ia haramkan gentar
Ia tetap berujar
Bercengkerama dengan senja, bercengkerama dengan tepian serakah

Maka biar Ia tenang diselimut awan
Diselimut malam
Diselimut cerita
Tentang frasanya yang tak pernah tenggelam
Tentang kisah Sang Demonstran
Yang mengalir dari arteri perlawanan
...
Ini mungkin yang mesti diperbuat, sebab hidup hanya berakhir satu tamat, meski satu jalan hanya di secarik catat, tentang melawan dengan pertaruhan harkat rakyat, lebih mulia ketimbang hidup dipertunduk; dilumat bajingan, ditelan bangsat.

AL, 15/7/2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan