'Biduan Desa'
Biduan desa, kembang jelita
Abang terenyuh mendengarmu bersuara
Menaruh rasa terhadap kata-kata
Beriring dengan nada
Biduan desa, bunga ayu nan muda
Abang harap kita dapat bersua
Supaya abang tak terus menerus dipasung imaji belaka
Kasihku, kasih yang ku pinta
Biduan yang cantik nan jadi sasar pujian mata
Maukah bersanding dengan abang?
Yang sekedar sudra dan hidup seadanya
Hidup dari mengais rizki dari kuli hingga pekerja yang kadang didustai gaji
Sudikah berdua seatap dengan abang?
Pemuda jelata dan hidup dari mengumpulkan pundi-pundi keringat
Pundi-pundi yang kadang tak diharga
Kadang pula mendadak di-PHK, digantung outsourcing hingga dipaksa lembur tanpa tambahan dana
Kuatkah sayang dipinang abang?
Yang sedari dulu sering ikut demo, sering diincar polisi huru-hara, mata yang kenyang gas air mata
Sebab melawan majikan, melawan kucing-kucing tua
Oh biduan desa, putih mulus dan anggun rupa
Abang mencintaimu tanpa pinta apa-apa, hanya sekedar setia menemani dari kini hingga usia beranjak senja.
AL, 15/7/2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar