'Ada Lagi...'
Daku benci mendengar orang asing berujar mengenai tanahku...
Yang mereka kenal lewat deru peluru
Daku benci melihat orang asing menulis perihal tanahku...
Yang mereka kenal lewat hantam berjibaku
Daku tak suka menatap mereka yang menatapku
Karena mereka mengenal garis lukaku...
Dari hantam baton dan gas air mata
Daku bosan atas segala yang ditakdir tak sopan
Mengenai tanah yang dahulu dianggap padang intan
Padang yang beranjak menjadi ladang ranjau
Dan ladang tikus sakau
Ada kongkalikong di basement dan lorong-lorong
Ada konsolidasi di bawah gorong-gorong
Sehingga orang-orangku tersekat dan tak tertolong
Dijabatnya mereka titel cukong dan tong kosong
Daku benci perihal itu...
Karena tanahku semakin mashyur terdengar...
Oleh kesatuan berdasar, namun ditenggak tanpa nalar
Daku benci melihat tanahku sendiri
Yang sama-sama diduduki oleh mereka yang saling menduduki
Sehingga masa itu kian abadi... ada yang berhias diri, bersiap dipanggil dan diusap pantatnya untuk duduk di kursi warisan
Di kursi sambilan
Singgasana oligarki
Daku benci perihal itu...
Karena tanahku semakin menjual pamor
Dan tersohor
Oleh para penakar kuasa yang menjaja teror
Sehingga warta terkini semakin menjadi-jadi
Bahwa ada lagi yang dibawa hilang
Ada lagi yang ditembak mati.
AL, 6/10/2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar