'Tilam Ini Dan Lalat Memaki'
Sayang, lelaplah, songsong esok yang katanya engkau nanti
Sayang, rebahkanlah mimpimu di atas alas yang penuh daki ini
Hingga nanti derma waktu daku harap tetap mengikuti
Kubacakan engkau dongeng, kuharap laparku tak buatku berhenti
Tutupkan matamu, hitung asa yang engkau tahu
Sudahi malam ini, esok mungkin tak sama lagi
Dipenuhi geliat dimana aku sendiri ingin melihat
Surat-surat dari hati yang mengaku adil dan berotak sehat
Mereka memaksaku memilih..
Memilih dari apa yang ingin mereka raih
Atau aku?
Entahlah, yang jelas lalat diatasku masih setia memaki
Terlihat mereka ramah tamah, dibusungkan di setiap atap rumah
Atau atapku?
Entahlah, yang jelas gentingku tak sekuat itu
Tilam ini dan lalat yang setia memaki
Aku harap tak menganggu anganku
Angan yang bayangkan esok tak sekedar bualan
Pelipur takhayul yang dulu sering di gaungkan
Ya.. tak sudi ku bercerita..
Ribuan tanya sudah kadung ditanyakan juta-juta kepala
Sayang, tidurlah, jangan pedulikan gerutuku
Ini juga tentangmu, tentang tanah dan suamimu
Kelak mungkin uzur yang akan habiskan kita
Setidaknya selesaikan sengsara..
Tak lagi dengar mereka..
Dan siulannya..
Dan dosa-dosanya..
Di bawah atap ini yang sudah tak terlihat bentuknya
Aku tetap sayang kamu..
Sayang kamu dan sayang percayamu
Meskipun aku berwujud kelabu
Meski aku tahu sekedar cinta saja tak cukup bagimu
Ini penghinaan yang memang buatku teramat malu.
AL, 4/12/2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar