Senin, 23 Maret 2020

'Di Tepi Palagan'

Remah angkara menjejak di rumput pastura
Merujah duaja durjana, merah tanah neraka
Umbar taklimat sesat, ujung belati padmasana, ujung belati tumpul berkarat
Kala cecunguk berkecamuk, kala bramacorah tebar mantra, residivis nir harkat panen berkat

Lakon palagan.. hidup-hidup sebar perkara, mati tak dibela, nisan bernama nampak sia-sia
Teruntuk raja, entah siapa mereka tak mengira
Meski nampak gundala ramai-ramai menikam, pion-pion setia tak bergeming pula
Salah tak pikir rugi, kepala tak berisi..
Salah tak pikir apa, hasta genggam senjata, mulut berujar umpatan dergama

Tidakkah rungu berdentang di langit yang kelam tak terang?
Dengar para pecundang berdendang syair-syair perang
Perang melawan logika
Perang mencipta sandiwara
Dibabu mesra dibayar tak berharga
Dibabu jenderal, dipaksa bersenggama
Dilepas mencari domba, domba diadu Ia pandai bicara..

Lakon palagan.. armada sumpah serapah mencari suaka kuasa
Ramai sendiri mereka bertikam, habis cerita sibuk mencekau kambing hitam
Lakon palagan.. begundal pengecut dari tanah toleran
Mendabik diri mengelabui, lencana bak wakil Tuhan

Aku tak sudi, diperalat nafsu pribadi
Aku tak rela, dituntun pencela
Aku tak mau bermimpi dipaksa mati
Aku tak mau berkarib penerka.

AL, 22/7/2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan