'Serebrum'
....
Langgam menerka alkisah; dari keluguan yang disudahi langkah...
Kedunguan layu dan awan mulai terbelah
Ketidaktahuan mulai lenyap, ditamat anak panah
Terali pikir terjajar rapi, kuat dan berapi
Dalam lubuk yang tempo lampau bersauh tanpa arti...
Kini berjejal temui...
Melawan macam maki
Dan mendiamkan pijar pijak yang dihina langit tanpa henti
Bila t'lah datang hari dan di teras bilikmu tak kau kenali...
Dakilah makna di julangnya gunung-gunung
Bila t'lah datang arti dan di tidurmu tak kau raup mimpi-mimpi
Renangilah harap di dalamnya palung-palung
Lekas terbangunlah... sebab indera tak berlaku sendiri
Hamparan tirta bukanlah air raksa
Ia tak membunuhmu... sapalah dan beranjak sembuh
Hamparan rimba tak lekas memberimu celaka
Ia tak menikammu... bertandanglah dan mandilah bersama cahya yang menembus dinding gua
Pandangilah dan kenalilah
Bahwasanya neraca paradigma haruslah berkutat dalam pusar parabola
Cermati dan berupaya berani
Bahwasanya hidup ialah bukan soal berdiam dan bertengadah...
Jalan waktu ialah stagnan... monoton; tak mundur maupun terhenti
Bahwasanya diri dihidupi dikotomi, dua pihak di bawah kendali
Maka berkelanalah, biarkan sadar pasrah ternubuat...
Renungilah, hidup berjalan, dan terhitung terus berkurang, hidup adalah mendagi arti; hidup ialah deret fibonnaci.
AL, 28/9/2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar