Selasa, 04 Februari 2020

'Pneumatifobia'

Manusia itu seiras dan serupa
Memandang penjuru sisi dan mengisolasi diri
Dipasang ranjau ketakutan, yang bila diinjak maka akan meledak berbagai pemberitaan

Manusia itu memiliki berbuah-buah alutsista, yang dibuahi dari perawan bernama pemerintah dan upeti dari gelandangan tak berumah

Mereka tak takuti siapa-siapa yang ada, bahkan malaikatpun akan pasang badang bila dipanggil... itupun tergantung nominal harga

Mereka tak memiliki kecemasan berlebih akan nyata, bahkan sang Pencipta bisa diarahkan semau rapat anggota

Namun dibalik jumawanya dan sungguh tak terduga...
Ternyata aku salah kaprah dan salah menerka...
Ternyata oh ternyata, mereka juga ada rasa takutnya...
Mereka takut kepada ketiadaan
Kepada ruh orang mati
Kepada simbolisasi
Kepada penalaran
Kepada opini bila tak sejalan dengan kebakuan
Kepada demokrasi yang ia cipta sendiri
Kepada tikar diskusi
...meskipun itulah awal tanah ini berdiri

Mereka takut
Kepada segala kenyataan
Kepada pertanyaan dan pernyataan
Kepada ujaran sanggahan yang mereka balas dengan kalimat cacian
Kepada aksara-aksara tanpa persetujuan
Kepada hilang jati diri
...meskipun mereka yang menghilangkannya sendiri

Mereka takut
Kehilangan tanahnya
...meskipun seringkali mereka murah menjualnya
Mereka takut
Kehilangan saudaranya
...meskipun seringkali tanpa ramah tamah mereka menyapanya
Mereka takut
Kepada ironi
Kepada tetangganya sendiri
Kepada halaman-halaman buku akademisi
Kepada protes akan penuntutan solusi
Kepada hak penentuan nasib sendiri.

AL, 31/8/2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan