Selasa, 04 Februari 2020

'Asapnya Cerutu Tuan'

Birahi menerpa langit-langit rumahnya
Menghitam namun tetap enak dipandang
Asapnya cerutu tuan
Serpihannya kotori lantai ruang tamu
Aku jemu..
Aksara yang terujar bak orang gila
Orang gila wibawanya hampa
Aku meladeni tawanya, meski ku pahami sejahtera diujung binasa
Sebab budak selamanya budak, tuanku tak cukup punyai rasa

Kini aku termenung setelah tiga jam bertamu
Pasrahkan telinga, kalimat terangkai hingga filosofiku tak sampai
Kurusnya tak sebesar janjinya
Anjingnya ada di dalam kandang
Menggonggong keras seraya menghardik
Aku terguncang, tiga jam setelah pulang

Aku pulas tertidur, tuanku kini juga keras mendengkur
Atapku bergetar keras, atap para budak, tempatku kucurkan lemas
Asapnya cerutu tuan..
Bekasnya di hidungku memaki keras memaksaku bangun 'tuk ambilkan gelas
Tuanku berkutat dahaga.. dia memang selalu berkutat dahaga..
Dahaga haus meski katanya hari ini puasa
Entah, tak kunjung selesai perkara, cerita drama tuanku di balik tirai sandiwara

Kini budak kerjanya sekedar kerja
Tuanku bekerja merangkai kata..
Terkadang luluhkan hati manusia, diatas pena
Bosan terkadang datang menggoda
Tawa budak di rekatnya surat jatah
Kuasa terbahak..
Budak tak rela tuannya retak
Asapnya cerutu Tuan hari ini
Seakan beriku harapan, meski kering kerontang
Tuanku tak segan beriku makan
Makan janji, makanan sisa sampai tahun depan.

AL, 17/12/2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan