Sabtu, 06 April 2019

'Buku Harian Sutini'

Catatan.. catatan sepeninggal diri
Kalimah-kalimah dari engasnya nafsu kantung pribadi
Korbankan harga diri, meski upah sekedar bulan-bulanan caci maki
Pena menjadi saksi..
Dari Ia yang dirampas hak, senjakala sampai pagi..
Sekedar pena karib yang mengerti..
Dari buku harian Sutini

Kisah pilu, cerita lama.. pembantu rumah tangga
Mungkin Ia bukan yang pertama
Dihunus siksa dari majikan durjana
Dihantam segala benda
Dikalang duka
Pulang sekedar pulang, tak membawa apa

Kisah yang sedari dulu tak berubah wujudnya
Meski nadi mungkin tiada..
Namun deru nafas terdengar oleh telinga..
Dari pejuang devisa..
Yang tenggelam
Bersama catatan kelam

Catatan.. catatan sepeninggal diri
Tak masuk di akal, namun sudah kadung terjadi
Kenyataan yang ditimpakan hari-hari
Perampasan hak dan hilangnya nurani
Buku harian Sutini...
Menjadi saksi..

Buku harian Sutini..
Kelakar tragedi dibawa pergi tak kunjung kembali
Harga murah ialah harga supaya hidup layak mengais rezeki
Namun bukan didapat yang Ia cari
Catatan pena menjadi saksi..
Tak makan bukan lagi cerita alibi
Tak diobati meski dihajar puluhan kali
Di sebalik catatan buku harian Sutini..
Inilah ironi..
Negeri lepas jajahan
Dijajah kroni-kroni negeri sendiri
Yang berdiri di atas kantung-kantung privat
Dari tabiat, kelabui mereka yang berburu berkat
Namun apa yang didapat..
Sekedar ladang penjahat
Dikubur siasat
Buku harian Sutini..
Di akhir bab
Kini tiada..
Buku harian Sutini..
Catatan diri... tak lekas begitu saja tamat.

AL, 11/1/2019

••••
LBH Sikap Banyumas selaku tim kuasa hukum dari alm Sutini melalui juru bicaranya, Bangkit Adhi mengatakan, berdasarkan buku harian yang ditemukan, Sutini mencurahkan sejumlah keluhan selama berada di Singapura. Ia mengungkapkan, tidak diberi makan oleh pihak agensi Singapura selama 3 hari, merasakan sakit di bagian kepala dan pinggang. (Merdeka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan