Jumat, 19 Januari 2018

'Bahadur'

Mimbar mendabik dada
Sontak bendera digenggam
Dikibarkan menyalami jelata
Urusan calon menyalon, panggungnya dagelan
Dari tempo hari, bercampur tradisi
Bukan lagi tabu, bukan lagi keanehan
Sekedar budaya, ini soal kantong Tuan

Disini yang menanam janji
Disana cipta yang anarki
Anomali musim ini..
Musim animo menjadi-jadi
Padmasana..
Mendayu, merayu..
Sesumbar, asal pintar berkelakar
Jabatan dipajang..
Di depan liur serigala, melolong tak ada hentinya..
Serigala pajuh..
Taringnya setajam tanduk lembu..
Namun rapuh..
Mudah luluh..
Di hadapan kotak makan
Saling terjang tak kenal kasihan

Yang sesumbar, yang terbakar
Orang lapar, yang dihajar..
Saling sogok asal tak nampak
Kalaulah nampak, jadi raja elak

Mimpi pengantar kini didusta kasar
Dihasut orang pintar, atau orang paling benar
Kini mahsyur...
Tukang gali kubur hidupnya makmur..
Layani yang bertempur
Tipuan hasutan..
Yang termakan bujukan setan..
Dijanjikan tanah mujur..
Dikira nasi ternyata lumpur

Sebab musabab apa gerangan?
Sebab sedang ramai main tipuan
Sebab bermuka dua jadi andalan..
Kuasa hura-hura cari omplengan
Sudah jadi, bergiliran bayar setoran..
Rakyatnya polos tak bergeming
Rakyat jadi korban..

Sebab jatah kini diatur
Disebar rata selang air mancur
Ada rakyat mati junjung bahadur
Bela jagoannya sampai gugur.

AL, 14/1/2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan