Jumat, 19 Januari 2018

'Pantun Satu Kepala'

Jelaga tirta luapkan bencana
Tanah kering jadi samudera
Manusia hilang nalarnya
Berjuta wicara perang saudara

Ilalang kemuning tunggu mati
Mega menguning tanda senja
Siapa raga ujarkan dengki
Ia setan berwujud manusia

Dedahan ranting ujungnya kering
Lembayung langit jangan dipandang
Saling memaki teramat sering
Mudharat bejat ramai rindang

Kucing hitam di pinggir selokan
Tikus selokan lari terbirit
Ramai gontok sebab junjungan
Setan-setan tertawa menjerit

Mahkota jatuh diambil siapa?
Mahkota jatuh diambil penemu
Bursa kuasa dibagi kolega
Rakyat sekedar benalu

Orang mati lantas dikubur
Jadi kerangka tak ada guna
Jikalau penguasa mulai takabur
Mulutnya busuk tak pantas dicerna

Beras pulen, nasinya sedap
Tak sedap jikalau basi
Sudah tahu periuk tak berasap
Tetap saja dikibuli janji

Benih-benih ditanam petani
Runduk menguning dimakan tikus
Calon wakil dijunjung tinggi
Sudah jadi, rakyat tak diurus

Kecebong bercecer di lubang comberan
Comberan kering kecebong kelojotan
Mulut manis bicara bak kesetanan
Mulut ditagih cari-cari alasan

Buah kedondong dimakan sedap
Hati-hati sebab bijinya berduri
Periuk rakyat tak lagi berasap
Tikus kantor tak henti mencuri

Deru kereta terdengar telinga
Di stasiun berdesak penumpang
Sadarlah sadar wahai manusia
Dosa kuasa nyata terpampang.

AL, 14/1/2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan