Semerbak senja mulai tercium
Memandikan padi yang semakin ranum
Belum habis kopi yang harum
Belum lekas tembakau menghujum
Angin dingin sejuk
Menembus tulang rusuk
Terlihat mentari dengan awan lekuk
Hipnotis tutur alam kian merasuk
Dengan gitar bersenandung
Di gubug tua jadi tudung
Bagai lepas dari jeruji kurung
Bersama tikus kotor yang mengandung
Sungai-sungai mengalir
Ku ambil kertas
Ku tulis syair
Tentang frasa satir
Meski hidup masih teramat getir
Diiringi dosa yang masih bergulir
Ku bersumpah tetap berdiri
Sekalipun hidup berupa martir
Kerbau mulai pergi
Bersama langkah petani
Tak beralas kaki
Meski di jalan yang terlewati
Pecahan khamr bagai menyelimuti
Di senja kini..
Ku masih menunggu arti
Tentang balada hari ini
Tentang pelajaran yang kunikmati
Meski akhirnya senja kini..
Banyak lagi lahir elegi
Dan banyak jua yang mati.
AL, 5/10/2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar