'Sebagai Bagian...'
Maka ingatlah aku sebagai sesuatu yang usang...
Sebagai sesuatu yang punah
Hingga kala waktu engkau bersaksi, adalah apa yang membuatmu beranjak menepi
Letakan itu sebagai pengingat, bahwa semenjak ilusi dan secarik sandiwara meresap ke dalam lain sisi;
Kau mengingatku sebagai bagian tanpa arti
Jika dawat-dawatmu habis, maka gunakanlah kalimatmu
Karena cukup hitam... karena cukup kelam
Sebab pernah sekali waktu aku balas, setiap rimanya jelas tajam menghantam
Gunakan aku sebagai delusi, bahwa waktu-waktu yang lalu sekadar syair tanpa melodi
Aku dungu, tak sadar diri
Imbesil dan tanpa janji
Tanpa tahta dan terbodohi...
Tertunjuk macam jari
Jelas bukan engkau, bukan, bukan idam yang kau tahui
Aku ingin memulainya berakhir
Ketimbang meletakan sabar hanya di atas kalimat tunggu tanpa hadir
Aku sadar aku terbodohi...
Diperjanjikan diri akan enigma dan paru-paru elegi
Lekaslah pergi;
Kejarlah apa yang kau anggap mimpi
Raihlah dan resapi
Karena setelah usai macam jelaga yang kau lewati
Aku di sana menatapmu tanpa henti
...
...diinjak takdir dan terbaring mati
...
...memalukan, bahwa nyatanya ada melankoli dari akal laki-laki.
AL, 14/1/2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar