Senin, 23 Maret 2020

'Kalakian'

Terlebih dulu kenali dalih, rentan hati siapa ada, pastilah berbeda...
Seruan dari lamunan, jalan kesaksian... kemudian tertikam gada kehidupan, mati tanpa alasan...
Luapan luka... Semburat yang dulu ada, kini gulita tak terkira
Itulah semesta... nujumpun tak mampu menerka...
Entah angkara... entah ahimsa

Biar berjalan... Kalakian...
...teman terbaik ialah penghayatan, Ia ada di setiap tundukmu, kala menepi di bantar palagan
Lelaku terdahulu, biar berlalu namun tak harus berakhir semu
Sebab mau tak dimau, jalan hidup memanglah seperti itu
Yang kini ada mustilah tumbalkan bab lama, bab berisi pembunuhan dan siksa

Biar hidup... Kalakian...
...teman setia ialah nafsu, yang memang tak kunjung beranjak dewasa, Ia ada di setiap pijakan
Sedang parabola meluas leluasa... nafsu memaksamu berkutat semenjana

Biar nadir tak mengapa, kala senang engganlah euforia... sebab surya 'kan membakarmu, sedang malam gulita ialah saksi segala perilaku

Biar mati... Kalakian...
...psikedelik, klaustrofobia... terbesit bisik segala nyata, bayanganmu sekadar bayang mereka
Namun kini tenggelam, dan beralih masa, beralih waktu, beralih dimensi, beralih dunia... sang tiga angka lima... berkutat metafora.

Dan kini kala hayat berujar mesra, perihal destinasi akal... anjangsana jiwa..
Maka akan pula disuguhkan dari benih perjalanan... tentang letak batin, dan birahi keinginan...
Kalakian... camkanlah. Begitu pula siksa, setiap kenikmatan 'kan berakhir di ladang pembuangan.

AL, 2/6/2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan