Senin, 23 Maret 2020

'Gulali Gula Jawa'

Sebuah penuntun
Tentang sakit dan mati beruntun
Mata para kerangka
Yang tak menahu perihal apa
Disambut petaka para pembawa kabar celaka
Dengan tiang gantung, kuburan yang mereka gali, tangan bersenjata

Manisnya sari gulali
Di pabrik-pabrik gula
Setelah dini hari kelabu
Langit menyenta nara dipenuhi kabut abu-abu
Tercecer sedemikian banyak; selongsong peluru

Coba hindar tikam..
Hindar hanya berujung mati
Coba lawan...
Sosoknya tak lagi punya arti
Kini kicau di pagi hari
Berbaur dengan anyirnya nadi
Tergeletak seperti hancur nurani
Tak paham mereka perihal apa yang terjadi

Pasrah berserah
Meski tahu dirundung amarah
Kini nyawanya murah
Dikalang pencari salah

Darah-darah semakin amis
Basahi tangan algojo kedok
Sadis meski kadang tak berupa bengis
Tapi tak segan siap menggorok

Kisah tak berani tersentuh
Tentang manisnya gulali
Dongeng para perusuh
Di ladang gula
Syair cerita lusuh
Darah, gulali gula Jawa.

AL, 25/9/2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan