Rabu, 25 Maret 2020

'Dawat Intikad'

Dawat yang aku tumpahkan, aku isi sebelumnya dengan berjuta tragedi yang runtut bersinergi
Dawat yang aku ayunkan, aku isi sebelumnya dengan tangis dari gas air mata
Dengan berbagai usulan tak ditimbang
Dan kritik yang ditumbang
Dengan spanduk orasi yang nyata namun dipandang sebelah mata
Para mahkota yang berjalan mengangkang pada marjinal yang merangkak
Sehingga dawat-dawat para marjinal tergores, tergores pada kertas, sebagai bagian dari pembunuh senggang, supaya mereka tak mati terpanggang

Hentikan! aku bilang hentikan! Pelurumu tajam, tajam sehingga itu bukan sebuah kalimat sapaan!
Maka mengapa ada yang mati, mereka hanya ingin mengucap sebuah harapan!
Hentikan! aku bilang hentikan! Pelormu adalah mesiu, bukan kalimat kasih apalagi kalimat rindu!
Maka mengapa ada yang bersimbah darah, mereka hanya ingin mengoreksi apa yang salah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan