Selasa, 04 Februari 2020

'Salamku, Pada Manusia Jabat'

Jangan jadikan jabat tuan sebagai halang jabat tangan
Atau menaruh insan lain kepala setinggi dada
Janganlah, jangan... sebab itu barang tentu jadi petaka
Jangan taruh ucap sapa di punggung, jangan taruh salam terbuang muka
Janganlah congkak sebab udara yang kau hirup, karena nafasmu hanya sementara
Janganlah, jangan... sebab itu barang tentu jadi marabahaya
Setidaknya buka sedikit mata, ucap secuil hormat, sebab relasi adalah jalur umat, jangan disia-sia, jangan diputus tamat

Silaturahim; silakan yang penuh rahim
Rahmat mengkasim durjana biar terkumpul sila orang-orang karim
Mendamba guyub, mencinta kalimah-kalimah sua
Nuranimu barang berguna, pakailah sebagai pakaian bermanusia
Jangan palingkan wajah nak, wajahmu tak buruk rupa
Namun hati nak, hatimu jangan kau paksa sengsara
Biar redam segala pongah, biar redup sedih durja
Mari temui di malam-malam gempita...
Syair-syair perihal alam raya, dan semesta
Biar mereka ikut larut dalam cengkerama
Biar tali semakin kencang adanya

Salamku, pada manusia jabat, yang tak selamanya mutlak didapat
Kembalilah pulang... kepada hikayat tak fiksi
Tentang menjadi jati diri, tentang mencari arti
Bahwa ada yang menanti, menjadi sederhana, menjadi pasang-pasang mata
Bahwa sejati bukan sekedar mendapat permata atau meraup pundi-pundi
Ada yang patut kau sadari, manusia yang menjadi manusia
Manusia yang mengingat kulit ari.

AL, 1/1/2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan