Selasa, 04 Februari 2020

'Histeria Para Sena'

Deret pion tertata rapi.. di dinding kaca berangka besi
Menatap entah kemana, namun satu yang pasti
Ia menatap lama di kerumunan kuda siap pakai, kuda-kuda poni
Dan setumpuk surat-surat prerogatif dari keputusan para petinggi
Hadapi hari-hari wisata di lembah ironi, menari dalam rentetan eksekusi, hingga anak-anak kelaparan pemikul pidana mati
Deret pion tiada henti dibuat tak bergeming... sebab wujud hanya apa yang ada
Tak cukup istimewa...
Sekedar nampak berani menerima serbuan maut yang diada-ada...
Sementara wine beserta mulut bergurau di atas meja dari negosiasi raja-raja
Maka semenjak dulu jutaan kepala hilang atau maju sekedar umpan mati pertama... umpan mati bersama

Ini perihal dominasi... gengsi dan semenjak itu dianggap harga mati
Mempertaruhkan harga diri, sebab harga hidup sudah dibawa pergi..
Sudah dibawa mengarungi sandiwara cerita pembantaian dari pagi ke pagi
Sudah kadung dibawa pendusta pencari laba, dalih-dalih dikarung rencana, dibungkus strategi...

Deret pion kini tertata tinggal beberapa..
Menipis kerana habis patah tinggal nama..
Pion merana...
Dianggap luka lama..
Hasil drama
Dibuat atas swadaya berandal digdaya..
Kebohongan bersama
Mempermainkan nyawa
Kini yang tersisa keringat-keringat dari topi baja
Riuh ketakutan disebar rata
Suara-suara tanya dari mulut ksatria
Histeria para sena...
Bergetar seluruh raga..

Sementara bajingan melolong di kolong meja, ada pula bajingan di istana baja
Anjing-anjing berparas perkasa.. sembunyi di balik lencana, dan piagam kerana menghabisi banyak nyawa
Tiada nampak di muka, telunjuk mereka pelopor bencana..
Sembunyi rupa di balik liang lahat anak-anak, wanita dan lansia
Sembunyi di balik mahkota
Di kerangkeng gerbang neraka

Pion dibuat menari menghadap Pencipta
Di gurun maupun di rawa-rawa
Panji-panji penaklukan dibuat meyakinkan
Koran-koran pagi dilumuri darah tetawan.

AL, 31/12/2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan