Jumat, 19 Januari 2018

Ladangnya Hilang

Daku lihat ratapnya langkah..
Kala genting akan datangnya kemuning hampa
Diperkosa..
Dimainkan dalam cerita
Sendu para penambang asa
Terdengar seantero, bagi yang bertelinga..

Dari fajar temu senja..
Tumbukan gabah tak lagi riuh suaranya
Nyanyian manusia tak lagi lantang adanya

Alam agraria cerita lama, lamunan dari siang celoteh petani
Rindukan semarak panen raya, dan pula runduk padi
Namun lain cerita ini masa..
Masa deras menelisik, merasuk hati yang dijejal mimpi
Mimpi para pengabdi, yang mengadu pada tragedi

Rahim kosong tak lagi bersuara lantang
Sebab bukan tanah sendiri..
Yang dulu dipuji..
Yang dulu mengabdi..
Sebab ladang-ladang bagai tak menang
Diperkosa ladang biji pendatang

Kini sekedar menanti janji..
Janji di pelupuk hati..
Agar tak percuma jati diri
Disela runduk padi..
Cerita juta petani
Di tanah yang banggakan nama negeri
Bumi pertiwi..

Jangan lagi bicara agraria..
Jikalau cahya tak nampak iringi asa pengais hari
Jangan memperkosa panen raya..
Sebab tawa para pengabdi, tawa sukma negeri.

AL, 17/1/2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan