Malam... sunyi hempas wicara
Gembong di lorong bertopeng garong
Langkah tapak perkosa ladang dosa
Kecamuk hati kini melompong
Pelihara tengiknya watak
Pertahankan penghidupan layak
Dua mata merayap pandangi riak
Limbung langkah lamban bergerak
Peluru dari selongsong bedil bodong
Diberondong ketika korban merongrong
Gasak habis hingga kosong
Pilu tangis tak sudi ditolong
Hari ini, lusa nanti, selagi kaki sudi berlari
Balada garong puaskan ambisi
Erang sakitnya.. Hanya mampu dipendam
Hati kecilnya tertimbun, lama diredam
Betinanya di bawah rumah
Gembalakan buah cinta
Hasil rampas kali ini..
Garong tak mau peduli
Saat denting waktu kian larut
Ia beranjak pergi
Tuju WTS, menghibur diri
Tenggak tuak rebahkan pundak sampai kaki
Tergiling terpontang-panting
Wajah terpampang di polres sewaktu meeting
Ya, kini tinggal hadap genting
Garong berlari terkencing digiring menuju puing-puing
Lari berlari hindari mati
Garong terlumat jaring polisi
Timah diarahkan ke langit, garong berkelit
Belukar semak Ia coba sembunyi
Timah meletus lubangi punggung hingga tembus
Jantung direbus, garong mampus
Tergeletak pasrah tubuh kurus
Betinanya mengadu..
Gembalakan pilu
Kini hanya ujung pintu yang dia tahu
Selimut malu, diombang ambing waktu
Dan adakalanya..
Betinanya tak sanggup
Sudahi hirup redup
Racuni diri bersama si gembala..
Yang belum tuntas jalani hidup.
Balada Garong..
Tinggalah bohong.
AL, 27/10/2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar