Tariannya, tentang makna berputar dalam kepala
Secuil kata, seribu bahasa
Cernaku saat netra yang bicara
Saat telinga tuliskan suara
Aku dan sastra, berbicara dalam binar cahaya
Di ruang sempit, tengkuk meringkuk
Tatap candradimuka, padukan indah retorika
Telisik retoris ketika paru-paru kembang kempis
Frasa yang nampak percuma
Tanyaku terjawab pada akhirnya
Aku dan sastra, rasa cinta dalam kata
Melingkarkan ikat supaya melekat
Kalimat setiap diksi yang menjerat
Aku dan sastra seringkali bercerita
Cinta hingga duka
Dunia dan isinya..
Aku dan sastra..
Dengarlah diriku sesungguh apa adanya.
AL, 29/10/2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar