Jumat, 29 September 2017

'Terka'

Tergerus jalanan di banyak kesibukan
Mengangkangi jiwa-jiwa yang kelaparan
Tertutup tilam diantara redup kehidupan
Menatap pahit sebuah kenyataan
Kepala-kepala yang berbeda di riuh ibukota
Keluh kesah jelata dan panasnya hura-hura
Bawah jembatan samping tempat hiburan malam
Sila-sila tinggal nama yang tajam ditikam

Inikah nyatanya terjadi di sekitar kita
Diam tak bersuara dengan nikmat dunia
Tak perduli lagi siapa injak siapa
Urusan mereka bagai kita yang buta

Peras diperas tubuh-tubuh yang sekarat
Diantara sedan-sedan congkak yang mengkilat
Saat ini tak ada saatnya untuk peduli
Sebab wacana hanya muncul tak setiap hari

Gubug reyot dicekik gundah gulana
Kini tak tahu apa terjadi selanjutnya
Buka suara buka-buka aibnya
Si Bapak tua dikursi wakil negara

Setiap kali tampak sebuah bencana
Jadi ladang asik taruh nama
Demi diraupnya pundi-pundi dukungan
Wajib diperlukan banyak sokongan

Oh ini kah nyatanya
Oh kenapa ini akhirnya
Dunia berduka
Sebab dipenuhi omong kosong belaka

Munafik semata
Gila memang gila
Tak perlu kau elak
Sebab kami sudah mampu menebak.

AL, 29/8/2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan