Sebuah penuntun
Tentang sakit dan mati beruntun
Mata para kerangka
Yang tak tahu apa-apa
Disambit petaka para pembawa celaka
Dengan tangan bersenjata
Manisnya gulali
Pabrik-pabrik gula
Di pulau jawa
Setelah dini hari kelabu
Dipenuhi abu-abu
Tercecer selongsong peluru
Ternyata siksa hidupmu
Coba hindar tikam..
Hindar hanya berujung mati
Coba lawan..
Sosoknya tak lagi punya arti
Kini kicau di pagi hari
Berbaur dengan anyirnya nadi
Tergeletak seperti hancur nurani
Tak paham mereka perihal apa yang terjadi
Pasrah berserah
Meski tahu dirundung amarah
Kini nyawanya murah
Dikalang pencari salah
Darah-darah semakin amis
Basahi tangan algojo kedok
Sadis meski kadang tak berupa bengis
Tapi tak segan siap menggorok
Kisah tak berani tersentuh
Tentang manisnya gulali
Dongeng para perusuh
Di ladang gula
Syair cerita lusuh
Darah, gulali gula jawa.
AL, 25/9/2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar