Kala musim demokrasi
Kala musim biasa
Penuhi telinga dengan janji-janji
Si Kuning beraksi
Beringas berantas
Tak lantas kuasa bak tanpa batas
Bumbu frasa bujukan bapak
Yang tak sudi hirarki retak
Ganas di lapangan beralas darah
Culas cerdik kadung resah
Namun akal yang terasah
Tidakah pantas disebut serakah?
Lemparan batu siapa tahu?
Jadi pemantik hingga tinggal abu
Beringin tua mengadu
Bagai tak tahu menahu
Merpati pulang kembali
Bawakan kabar tentang tragedi
Lapangan Banteng senja itu
Deru rusuh tanyakan pelaku
Apa yang mereka redam
Sekian waktu terasa tenggelam
Senyap suara negeri musyawarah
Yang ditikam hegemoni gelisah
Ingat demokrasi yang lampau
Yang diisi sekedar oleh singgasana penuh gurau.
AL, 17/9/2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar