Sabtu, 30 September 2017

'Dia Dan Nyiur Di Pesisir'

Suatu masa di pesisir Kuta
Saat sang surya tepat di ubun kepala
Ku temukan alas tidurkan jasmani
Lelah perjalanan t'lah terlewati
Nikmati godaan pemandangan
Disamping sampah plastik minuman

Ku puji sejenak sang Pencipta
Cakrawala langit bak jendela
Rindang nyiur tinggi menjulang
Riak ombak besar berteriak
Melambai bagai menyapa

Tiba-tiba..
Ciptaan yang tak kalah luar biasa..

Dia yang disana
Dengan cantiknya
Beraikan rambut jelita

Dia sempurnakan masa
Tak bosan pandanginya
Belo mata
Mungil hidung asia tenggara

Sepoi angin sejenak lewat
Jingga langit yang kulihat

Ku yang hampir terlelap
Karena angin yang meresap
Tiba-tiba teringat senyumnya
Si Dia yang buat terpana

Tengok kanan kiri
Ku rasa sudah pergi
Ku rasa tak nampak lagi

Raga yang terlanjur mencinta
Bagai kehilangan rasa
Kini risau dibuatnya
Kini galau karenanya

Si Dia ternyata masih disana
Mataku melihatnya
Saat pandang dibalas..
Grogi aku dibuatnya
Karena senyumnya
Bagai tahu aku mengagumi dirinya

Si molek bertubuh pendek
Si ramah berhidung pesek
Yang ku cinta
Namun sejenak saja
Karena ternyata..
Sudah digenggam Si Bule Tua

Ya.. begitulah cerita yang sama..
Ku gantikan pandangku
Pada lalat hijau yang senyumkanku
Pribumiku terjajah cinta
Sakitnya terlanjur suka
Kini ku alihkan mata pada sunset depan indera.

AL, 27/8/2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan