Rabu, 01 April 2020

'Jika Mati Hanya Satu Jengkal Jari'

Aku ditelan mentah-mentah...
Oleh sakit dan resah...
Sementara redup mengitariku, melingkar tanpa henti, tanpa berlalu...
Nafas terengah...
Senyum lemah, detik ialah gelisah...
Di ujung kenang serakah...

Memorandum menyapaku...
Kini tinggal semu, orang-orang sendu...
Sebabku...
Yang diperaduk takdir dadu...

Aku diiring ayat dilafalkan satu-satu
Ku menunggu....
Kala tiba saatnya...
Satu lagi usai urusan...
Nir kehidupan...
Tak ada kata atau kalimat permohonan...
Yang hadir hanyalah detik penebusan...

Kini yang dinanti...
Tiba lebih dahulu di sini...
Kurasa ribaan di dalam derasnya nadi...
Dan tanpa denyut arteri...
Kini netra dan rungu di ujung henti
Jika mati hanya satu jengkal jari...

Kini semakin lepas...
Terjerat, terhempas...
Terdampar, terpukul keras...
Yang dilewati, eksekusi tanpa welas...
Kini sadar ku pahami...
Jika mati hanya satu jengkal jari...

AL, 13/4/2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan