'Roman Kasabandiah'
Raga ringkih bersila, denyut berpilin dalam kubang heroin
Percik endorfin meresap relung batin, mewabah sekujur anatomi hingga merasuk pucuk kelamin
Menyasar palung sanubari, dihipnotis tanpa henti
Kilau tudung terhias celaka, amnesia jiwa terjalin rutin
Menyembah segala lini euforia;
Persetani sekat marjin
....
Janji-janji pergulatan semu dijunjung berkawin; sementara pojok ruh tak tersentuh... beku dibiarkan dingin
Ia menengadah kepada pengap yang dianggap semburat harap, dengan diri hari-hari diracun kafein...
...direndam serotonin
...diguyur pekat kerosin
....dibakar sukarela, hangus diri mengasap batin
Sejatinya kawula tengah sendiri melangkah pribadi
Namun persimpangan jalan lebih dulu padat, disusun ranjau darat dan peluru-peluru kendali
Maka habis sudah dipreteli... diri digiring aral kanan kiri
Bertandang pada puncak imaji, berulang kali psikolepsi, ulang kali sadur ragam maknawi
Ia memakna serambi penuh kualat
Pada kumparan orgasme jaring pukat
Jaring perjanjian pula jaring baiat
Pada penyerahan harkat...
Pada tempat menggadai martabat...
Dalam ritual pagan sebagai penumbalan... menyumbang dasar kalbu guna upacara pemakaman
Mendabik dan melupa... dijunjung istimewa, hanyut tanpa kendali sahaja
Jimat-jimat itu menginfeksi dan menjadi epidemik, sehingga runtuh pula nara bajik
Terpendam dalam jelaga picik
Beroman hardik
....
Mendabik dan terbuta... pandangi atma; pandang hiperbola, upaya hasta rengkuh falsafah, sua tarekat kadung salah arah
Pikir jumawa; saban kali ego menyenta sanggah, maka jasad berkalang dilema... maka jasad disetir simalakama
Hidup dikawin antah berantah
Beroman kasabandiah.
AL, 24/7/2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar