Rabu, 25 Maret 2020

'Neraka Dibawa Sendiri'

Ku tatap raut wajah mentari, terbungkus mendung di teras terpagar kayu jati.. ku tunggu hujan, menanti mata air dari cumulunimbus pagi
Tak lagi jemu bak nafsu, hanya menunggu satu hal yang pasti...
Harumnya tetes gerimis dan embun di atas genting-genting dan rerumputan jerami..
Terpatri rindu pada nyanyian alam... dan dengus sang awan di langit menggantung riuh
Ku nanti hingga jatuh bah peluh...
Membanjiri rasa, semerbak memperkosa raga
Sekian lama, sepersekian waktu pada akhirnya datang tanpa terduga..

Apa yang kemudian perlahan turun... sejenak ku tenggelam melamun...
Yang ada sekedar tetesan pekat, tetesan korosif, dan embun berbau...
Embun-embun yang ada sebab tersiram toksin di atas corong-corong industri
Aliran lava limbah menggenangi jahanam pinggir kali..
Tertampar tiada ku sadari...
Benih yang ku tanam pada akhirnya ku tuai kini..
Neraka yang datang terlampau pagi..
Neraka ku bawa sendiri

Kini karsinogen jatuh perlahan-lahan.. rumbai-rumbai asam ditelan bersama
Burung-burung kenyang asap, ikan-ikan terlulur minyak, manusia-manusia mandi mesiu
Waktu yang kini terjadi...
Menjelma ladang eksekusi..
Sebab tanah yang asri berubah ironi
Orang-orang bilang bak neraka..
Neraka yang datang dari Ilahi... maka mereka tertampar keras tanpa disadari...
Alam kini menghardik, mencaci maki
Orang-orang di selasar sandiwara..
Mengutuk seraya berpikir dunia sekedar neraka..
Neraka yang tak mereka kehendaki...
Neraka yang lahir dari rahim ego dan kompetisi
Neraka yang memang dibawa sendiri.

AL, 11/3/2019

••••
Penyebab utama penipisan ozon dan lubang ozon adalah berasal dari bahan-bahan kimia industri, terutama zat pendingin , pelarut,
propelan , dan agen peniup-busa halokarbon ( klorofluorokarbon (CFC), HCFC, halon ), yang dirujuk sebagai zat penipis ozon ( ozone-depleting substances; ODS ). Senyawa ini dibawa oleh angin ke stratosfer setelah diemisikan dari permukaan. (Scientific American.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan