'Insan-Insan Pedalaman'
Mereka yang hidup berkerumun
Membagi mandat, menjaga sarangnya
Yang enggan perduli dengan carut marut mayapada, dengan riuh gempitanya
Yang dinaungi hutan, dipayungi pepohonan
Dimandikan air hujan, dikenyang hewan buruan
Dengan busur panah dan parang dari kayu-kayuan
Insan-insan pedalaman
Kini bersanding kemajuan
Hidup yang diusik deru senapan
Pula bertanding dengan mesin-mesin penggerus peradaban
Hingga ranting terakhir yang jatuh diganti
Dengan tembok beton meluas beruntutan
Insan-insan pedalaman dikalut kebingungan...
Dihantam predator perkotaan
Yang membawa hewan-hewan sebagai perhiasan... tanah yang dibakar menjadi ladang, dan langit yang biru kini menghitam
Insan-insan pedalaman dibuat bingung tak karuan
Kini runtas segala warisan
Kini buta segala arah perjalanan
Insan-insan pedalaman hilang diantara rerumputan
Menggali sendiri ribuan kuburan
Dikucilkan...
Dianggap fauna tanpa pikiran
Insan-insan pedalaman kini menagih dan mempertanyakan
Tentang peristiwa penghinaan
Sebelum alam memberontak
Sebab bagi mereka semesta ialah kawan
Insan-insan pedalaman, jatuh berguguran.
AL, 17/7/2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar