Minggu, 01 September 2019

'Serebelum'

Dengarlah isyarat...
Tabib hantar semburat, pada sukma teruwat
Rasakan alirnya darah... usap sudah bekas nanah
Bukankah bola matamu bengkak, terkurung dalam aliran gulita kubangan riak?
Bukankah percuma berteriak bila ufuk beranjak senja dan hanya retorika yang beranak pinak?

Rasakan degup jantung... ingatlah bahwa degupmu ialah rasa beruntung
Bukankah kulitmu retak membeku, oleh dingin lantai yang beratap tempurung?

Rasakan denyut nadi... ingatlah bahwa denyutnya belum lekas temui malaikat mati
Bukankah ragamu sudah hampir punah dirayapi dan dikerumun oleh parasit pula bakteri?

Waktu adalah keniscayaan... dan ia tak dicipta untuk diajak main mata
Rasakan segala cercah hampa yang kau harap dari semunya asa
Bukankah terali dihadapanmu mencaci setiap kau tatap karatnya?
Bukankah jendela itu keras menutup ketika kau sibak?
Maka angkatlah pantatmu, kunjungi peraduan
Maka putarlah grendel pintu, matikan perapian
Biar jiwa berkelana... dan berlanjut dalam lapang hikayat; meski mati di arena palagan, lebih baik ketimbang mati dihilang ketiadaan
.....

AL, 28/9/2019

'Hyang Khamr'

Mereka membangun batas, tersekat amat kuat, mereka mendirikan dinding, tertanam begitu erat
Kalimah suci itu dalam buku-buku berubah saling tatar baku, yang sebelumnya terdaras kini tergerus berlainan iras
Tetuah mulai ditunggangi dan logika tak lagi berlaku
Entitas dipaksa beku dan norma-norma mulai dirancang dalil palsu
....
Delusi mulai membabat akal sehat
Titian yang diterima tak lagi pandang akibat
Populasi gerombolan gembong bertambah pesat
Domba dijajar dan diajar sesat
Mereka berebut nikmat, dengan belajar saling menuduh dan menuding khianat
Mereka menghisap ramuan kebal jerat kemudian mendikte catat malaikat
....
Hyang khamr...
Mabuk tak sadar
Kalap berebut antrian
Loket surga dibanderol prasyarat
...dan dijaja, didapat hanya dengan bayaran
....
Dimanakah Engkau?
Aku temui asmamu di pamflet-pamflet meja mafia
Dimanakah Engkau?
Aku temui asmamu di iringan orang-orang yang saling meneriaki
Dimanakah Engkau?
Aku temui asmamu di gerombolan anarki
Dimanakah Engkau?
Aku temui asmamu pada alutsista antara pihakku dan pihaknya.

AL, 27/8/2019

'No. 554'

Tujuan adalah jalan
Tuju yang disimpan
Namun tujuan adalah sekat
Seringkali lebih dahulu tamat
Sekat itu pembatas antara das sollen dan das sein
Dan hanya runtuh ketika kohesi menjadi padanan
Maka pada titik langkah impian di rawa palagan;
Bersiaplah diri menghadapi kemungkinan, bukan keharusan...
Sebab hal yang pasti
...adalah ketidakpastian.

AL, 31/8/2019

'Euthanasia'

Terkadang kita menapak dua arah
Dilema tak ramah
Terkadang kita menopang masalah
Digoda menyerah...
Luka tak sembuh sekedar oleh petuah
Diramahpun tak ubah

Aku semakin tunduk dan dicekoki... oleh hipnosis beserta ilusi
Delusi dan dehidrasi
Aku haus pencarian arti

Aku ketakutan setiap datang pagi
Aku menyaksikan sekelibat bayang tentang janji
;janji yang mesti ditepati

Aku takut dengan ranjang tidur yang ditata teratur
Dan jarum yang dijadwal menghujum...

Ini adalah salamku...
Dan kalam dari setiap erangan lalu
Terakhir kali... aku sudahi
Dan benahi, nyawa ini sudah melambai pergi
Biarkan tertidur pulas tak kembali
Aku akan terlelap dan terlepas
Bersama setiap bias.

AL, 28/9/2019

close
Test Iklan