Kamis, 26 Oktober 2017

'18:02 WIB'

Membabi buta benamkan diri
Dalam logika yang sudah kadung mati
Di redup senja, ku sempat bertanya
Di mana Nyonya kini berada

Dipasrahkan keluh, dihipnotis rindu
Mendung malam bercampur dingin beku
Dedahan ranting, gesek berdenting
Di tanah kupandangi, ya... memang tak penting

Namun ceritaku, sebuah dilema
Di ujung dunia, di angkasa raya
Dalam hidup nyata, atau dalam bayang cinta
Tak bisa dilukiskan atau diujarkan
Tak sanggup diumbar atau dipaksa keluar
Biarkan pikirku berkelana..
Mencari apa yang ada...
Berkawan gelora, dalam pendar lampu kamar

Mungkin rumit ku ungkap kata..
Dan kini sebuah cerita cinta..

Juntai-juntai rintik gerimis
Turun manis bak kapas teriris
Sejenak hibur diri, meski dalam tragis
Nyonya, engkau dimana?
Ku cari di semak belukar, di beton terselimut akar
Nyonya, kembalilah tunjuk rupa
Biar kupandangi satu-satu mata
Agar ku tak menyesal akhirnya

Nyonya?
Ingatkah dikau meja kayu itu?
Tempat dimana ku hadap selalu dirimu
Ku mainkan jari yang tak panjang berkuku
Kulihat senyum pipi di wajahmu
Namun kini kau kelabu..
Kau penuh ragu..
Kembalilah Nyonya..
Surati diriku..

AL, 26/10/2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close
Test Iklan